Sajian Khas Sunda, Kesegaran Lalapan dan Sambal yang Menggugah Selera
Masakan Sunda dikenal luas dengan cita rasa yang segar, sederhana, dan alami. Di antara beragam kuliner khas Jawa Barat, lalapan dan sambal menjadi ikon yang selalu hadir di setiap meja makan. Keduanya mencerminkan gaya hidup masyarakat Sunda yang dekat dengan alam dan menyukai kesegaran bahan makanan.
Lalapan biasanya terdiri dari aneka sayuran segar seperti mentimun, kol, kemangi, selada, terong, hingga daun singkong rebus. Kesegaran sayuran ini menjadi penyeimbang dari lauk pauk yang gurih atau pedas, seperti ikan bakar, ayam goreng, pepes ikan, atau tahu tempe. Tidak perlu dimasak rumit, lalapan justru memancarkan kelezatan dari kesederhanaannya. Filosofi di balik lalapan adalah keseimbangan dan keselarasan dengan alam — bahwa manusia sebaiknya hidup sederhana dan tidak berlebihan.
Namun, yang membuat sajian khas Sunda begitu menggugah selera adalah sambalnya. Ada banyak jenis sambal dalam kuliner Sunda, mulai dari sambal terasi, sambal dadak, sambal goang, hingga sambal oncom. Sambal dadak, misalnya, dibuat langsung saat akan disajikan — diulek dari cabai segar, bawang, tomat, garam, dan terasi — menghasilkan rasa pedas yang segar dan aromatik. Bagi masyarakat Sunda, sambal bukan sekadar pelengkap, tetapi jiwa dari hidangan itu sendiri.
Uniknya, dalam tradisi Sunda, makan lalapan dan sambal tidak hanya soal rasa, tetapi juga cara menikmati. Biasanya disajikan dengan nasi hangat, ikan asin, dan sayur asem, lalu dimakan bersama-sama dalam suasana santai dan kekeluargaan. Cara ini mencerminkan nilai gotong royong dan kebersamaan yang sangat dijunjung tinggi oleh masyarakat Sunda.
Selain itu, penggunaan bahan-bahan lokal segar juga menunjukkan kearifan lokal masyarakat Sunda dalam menjaga alam. Mereka terbiasa menanam sayuran di pekarangan rumah dan memanfaatkan hasil bumi tanpa bahan pengawet atau penguat rasa.
Dengan cita rasa pedas, gurih, dan segar yang berpadu sempurna, lalapan dan sambal khas Sunda tidak hanya memanjakan lidah, tetapi juga mengajarkan nilai kesederhanaan dan keharmonisan dengan alam. Tak heran jika hingga kini, kelezatan kuliner Sunda tetap dicintai dan selalu berhasil menggugah selera siapa pun yang mencobanya.
